TABANAN, MEDIAPELANGI.com – Warga masyarakat yang terdampak proyek jalan tol Gilimanuk-Mengwi menggelar aksi damai di Jalan Antosari, Banjar Gulingan, Desa Antosari, Kecamatan Selemadeg Barat, Tabanan, pada Kamis (8/8). Aksi ini mencerminkan ketidakpuasan warga terhadap ketidakjelasan nasib tanah mereka yang terkena proyek strategis nasional tersebut.
Proyek tol Gilimanuk-Mengwi yang melintasi 50 desa di tiga kabupaten, yaitu Jembrana, Tabanan, dan Badung, telah menyebabkan dampak signifikan terhadap lahan warga. Di Kabupaten Tabanan sendiri, terdapat 420,40 hektar tanah masyarakat yang terdampak dari total 1.113,33 hektar di seluruh wilayah proyek.
Ketua Forum Perbekel Terdampak Tol, I Nyoman Arnawa, mengungkapkan bahwa masyarakat yang tanahnya terkena dampak proyek tol merasa bingung dan tidak ada kejelasan mengenai pengadaan tanah mereka. “Masyarakat pada intinya, kalau memang tidak (jadi) dilakukan kembalikan hak mereka, sehingga bisa dimanfaatkan lahan-lahannya,” jelas Arnawa dalam aksi tersebut.
Proyek tol Gilimanuk-Mengwi, yang sebelumnya dikenal dengan nama Jagat Kerthi Bali Tol Gilimanuk-Mengwi, sudah diresmikan dengan penetapan lokasi (Penlok) sejak 7 Maret 2022 berdasarkan surat nomor 243/01-A/HK/2022. Proyek ini masuk dalam Program Strategis Nasional (PSN) dengan anggaran dana Uang Ganti Rugi (UGR) melalui APBD sesuai penjelasan dari Kementerian PUPR.
Namun, hingga kini, proyek yang diharapkan dapat memperlancar roda ekonomi di wilayah tengah Indonesia itu belum menunjukkan perkembangan yang jelas. Warga yang lahannya telah ditandai untuk proyek tol tersebut tidak mendapatkan kepastian mengenai status pengadaan tanah mereka.
“SHM (Sertifikat Hak Milik) masih dipegang warga, tapi sudah ada tanda di tanah warga. Jadi tanahnya tidak bisa dijual belikan, ataupun dijadikan jaminkan, dan sebagainya. Ini membuat psikologi masyarakat terganggu,” pungkas Arnawa.
Aksi damai ini menjadi simbol ketidakpuasan masyarakat terhadap proyek tol yang diharapkan bisa membawa manfaat besar, namun justru menyisakan ketidakpastian dan kebingungan di kalangan warga terdampak.[ka]