fbpx
DenpasarFeaturedPolitik

Buldog Denpasar Bulatkan Tekad Menangkan Koster-Ace

DENPASAR, MEDIAPELANGI.com – Sebanyak 500 warga Buleleng yang merantau di Denpasar berkumpul di Desa Budaya Kertalangu, Denpasar. Mereka menyatakan kebulatan tekad mendukung, memenangkan dan memilih pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur Bali, Wayan Koster-Tjok Oka Artha Ardhana Sukawati (Koster-Ace) pada Pilgub Bali 27 Juni 2018.

Pernyataan sikap kebulatan tekad itu dinyatakan langsung di hadapan Wayan Koster. Ya, hari itu juga merupakan momentum spesial bagi warga perantauan asal Buleleng yang menamakam diri Keluarga Besar Suka Duka Buleleng Dogen (Buldog) Denpasar. Pasalnya, mereka merayakan ulang tahun kelima di hadapan kandidat yang diusung PDI Perjuangan, Hanura, PAN, PKPI, PKB dan PPP itu.

Ketua Umum Boldog Made Sukadarma alias De Gobang menjelaskan, dukungan ini diberikan lantaran Koster memiliki program realiatis unteuk membangun Bali secara keseluruhan, khususnya Kabupaten Buleleng. “Kami warga Buleleng yang sudah tinggal di Denpasar siap memberikan dukungan, memenangkan dan memilih Pak Wayan Koster dan Tjok Oka Artha Ardhana Sukawati pada Pilgub 27 Juni 2018,” ujar De Gobang, Sabtu (5/5/2018).

Baca Juga:  Sekda Dewa Made Indra Ajak Industri Jasa Keuangan Tingkatkan Soliditas Melalui Dharma Santhi Nyepi Tahun Saka 1946

Mendapat dukungan dari Keluarga Besar Suka Duka Buldog Denpasar, Wayan Koster optimistis akan menang di Kota Denpasar, selain delapan kabupaten lainnya. Menurut Koster, Pilgub Bali bukan hanya sekadar pesta demokrasi lima tahunan, tetapi lebih dari pada itu, yakni memilih gubernur yang mampu menyatukan semua kekuatan yang ada di Bali, termasuk kekuatan politik.

“Terutama lagi menyatukan pimpinan daerahnya mulai dari provinsi dan kabupaten/kota se-Bali secara verikal maupun horisontal, agar bisa bersinergi dan bersama-sama membangun Balii. Ini bisa dilakukan kalau dalam wilayah satu jalur pola kepemimpinan,” ujarnya.

Ia menegaskan, hal itu bisa dijalankan di Bali, bagaimana pola perencanaan pembangunan di Bali dilakukan secara bersama-sama. “Dan, momentumnya adalah 27 Juni 2018 agar Bali bisa dibangun dalam satu kesatuan wilayah, one iland, one management and one planning,” paparnya.

Koster menegaskan jika pola satu jalur gak bertentangan dengan UU Pemerintah Daerah. “Tapi dengan inovasi dan kreativitas pemimpinnya, hal itu bisa dijalankan secara efektif untuk membangun Bali, mensinergikan secara utuh dalam berbagai bidang melalui terobosan kebijakan,” katanya.

Apalagi, sebagai destinasi wisata dunia ke depan Bali akan menghadapi tantangan besar. “Bali ini tujuan wisata dunia. Banyak bersentuhan dengan unsur yang datang dari luar. Ada positif dan negatifnya juga pasti ada. Ini harus dikolaborasikan menjadi satu kebijakan untuk membangun dan menata Bali secara baik ke depan,” demikian Koster. (mp)

Berita Terkait

Back to top button
error: Konten ini terlindungi.