fbpx
Seni BudayaTabanan

Festival Kedaton Tabanan 2017 Pancarkan Aura Magis, Puluhan Senjata Sakral Milik Puri di Arak Saat Karnaval

Tabanan (Mediapelangi.com)- Ribuan penonton seperti terbawa dalam sejarah dan kenangan lama ketika tarian sakral dan puluhan senjata milik puri dan jero-jero diarak keliling mengitari jalan-jalan disekitar Puri Tabanan. Pesan moral dan nuansa kearifan lokal pun terpancar penuh arti.

Sore itu, di barisan terdepan, puluhan Pemangku berjalan pelan sambil menyiratkan air suci agar pelaksanaan pembukaan dan Karnaval Festival Kedaton Tabanan ke-2 tahun 2017 berjalan lancar dan aman.  dibelakanganya puluhan orang mengiringi berjalan dalam barisan sambil mengusung spanduk dan puluhan bendera terdiri dari bendera Merah Putih, Bendera Puri Agung Tabanan, dan Bendera Pesemetonan Agung Pratisentana Sri Nararya Kenceng yang melambangkan solidaritas dan persatuan antar komponen masyarakat. Setelah beberapa menit barisan pun berganti oleh puluhan ibu-ibu berpakaian putih-kuning membawakan tari Wali Rejang Renteng.  Saat yang sama  di tribun undangan dan di kiri kanan jalan ribuan pasang mata menatap dalam keheningan, khusuk mengikuti rangkaian prosesi yang memancarkan aura sakral dan magis khas Tabanan.

Suasana diatas merupakan awal rangkaian karnaval atau parade budaya Festival Kedaton Tabanan yang ke-2 setelah dibuka secara resmi pada Jumat Sore (24/11/2017). Acara pembukaan dimulai sekitar PK. 15.00 Wita, bertempat didepan areal Taman Kota Jl. Gunung Agung Tabanan yang konon di masa kerajaan dulu adalah “bencingah” Puri Agung Tabanan.

Turut hadir dalam pembukaan Festival Kedaton Tabanan kali ini para udangan atau perwakilan antara lain dari Pemprov Bali, Wali Kota Denpasar, Bupati Tabanan, Ketua DPRD Tabanan, Pimpinan OPD Setda Tabanan, Forum Komunikasi Lintas Agama Tabanan serta penglingsir Puri dan Jero lainnya yaitu Ida Cokerode Ngurah Jambe Pemecutan dan Ida Cokorde Pemecutan (Denpasar), Ida Cokorde Nindia (Puri Peliatan), AA. Ngurah Kusuma Wardana (Penglingsir Puri Kesiman), Penglingsir Puri Jero Kuta dan lain sebagainya.

Sebelum Karnaval dimulai terlebih dahulu acara diisi dengan sambutan-sambutan antara lain sambutan dari Ketua Panitia Pelaksana sekaligus Ketua Pesemetonan Agung Pratisentane Sri Nararya Kenceng, I Gusti Ngurah Alit Ariawaan. Dijelaskan, Festival Kedaton Tabanan Ke-2 mengambil tema “Meningkatkan Kuwalitas Yadnya dengan Spirit Ngayah” yang dilaksanakan dalam rangka HUT Pesemetonan Agung Pratisentana Sri Nararya Kenceng Ke-6 yang jatuh pada tanggal 11 Nopember 2017. Sedangkan Festival Kedaton tahun ini merupakan pelaksanaan yang ke-2 setelah yang pertama tahun 2016 lalu.

Baca Juga:  Tim Medis Lapas Tabanan Gelar Penyuluhan dan Skrining HIV/AIDS untuk WBP

Diharapkan Festival Kedaton bisa berlangsung setiap tahun apalagi pelaksanaannya berdekatan dengan Hut Kota Tabanan sehingga kedepan bisa menjadi rangkaian Hut Kota Tabanan. Sedangkan maksud dan tujuan festiva kedaton adalah sebagai media merekatkan persaudaraan Pesemetonan Agung Pratisentane Sri Nararya Kenceng dan juga ikut berpartisipasi dalam usaha melestarikan adat, budaya, leluhur dengan melibatkan seluruh elemen masyarakat Tabanan dari berbagai lintas suku dan agama sehingga dapat tercapai masyarakat Tabanan yang berbudaya, maju, aman dan damai dimana Puri sebagai pusat budaya. Festival Kedaton Tabanan tahun 2017 diisi dengan berbagai kegiatan yang melibatkan berbagai elemen masyarakat yang didasari oleh semangat gotong royong dan ngayah antara lain, Karnaval, pameran usaha mikro, pentas seni yang diikuti oleh sejumlah sanggar seni dari Tabanan, Denpasar dan sekitarnya, berlangsung selama tiga hari mulai tanggal 24 sampai dengan 26 Nopember 2017 yang semuanya dipusatkan disekitar puri agung Tabanan, terangnya.

Photo : Sambutan Ida Cokorda Anglurah Tabanan

Berikutnya sambutan disampaikan oleh Ida Cokorda Anglurah Tabanan (Cokorda Tabanan), diampaikan bahwa pelaksanaan karnaval budaya berangkat dari gagasan masyarakat Tabanan yang peduli dan ingin melestarikan adat, budaya dan agama serta menyucikan alam serta marisudha bumi dengan mengeluarkan pusaka puri dan jero-jero mengintari puri dan lingkungan kota. “Semoga kegiatan ini bisa menjadi ‘titi pengancan’ (tuntunan) di tahun-tahun yang akan datang”, papar Ida Cokorde Anglurah Tabanan.

Sambutan ketiga datang dari Ibu Bupati Tabanan Eka Wiryatusti yang dibacakan oleh  Setda Tabanan I Nyoman Wirna Ariwangsa, dalam sambutan tertulisnya Eka menyampaikan apresiasi dan penghargaan kepada seluruh masyarakat Tabanan khususnya Pesemetonan Agung Pratisentana Sri Nararya Kenceng karena komitemen dan peran sertanya dalam  menjaga keajegan Bali melalui Festival Kedaton sebagai salah satu sarana pelestarian seni dan budaya Bali. Melalui Hut Ke-6 Pesemetonan Agung Pratisentana Sri Nararya Kenceng, Bupati Eka berharap agar seluruh anggota pesemetonan dapat mempererat hubungan diantara anggota pesemetonan dan tetap melakukan evaluasi dalam fungsi masing-masing demi pembinaan umat dan krama Bali pada umumnya serta masyarakat Tabanan pada khususnya. Bupati Tabanan juga berharap Pesemetonan tetap menjaga persatuan dan kesatuan serta peka terhadap permasalah sosial umat dan masyarakat Bali serta tidak terpengaruh dengan isu-isu negatif yang dapat memecah belah umat dengan tetap meningkatkan Sradha Bakti kepada Tuhan Ida Sangyang Widi Wasa dan rasa terima kasih juga disampaikan Bupati Tabanan karena Pesemetonan Agung Pratisentana Sri Nararya Kenceng telah berperan serta menyukseskan program pemerintah Tabanan sehingga Visi Pemeritah Tabanan yaitu “Tabanan Serasi” dapat tercapai, tulis Eka.

Baca Juga:  Tim Gabungan Amankan 7 Pelaku Penganiayaan di Carik Padang

Terakhir sambutan datang dari Wakil Gubernur Bali Ketut Sudikerta yang dibacakan oleh Kepala Biro Administrasi Pembangunan, Sudikerta menyampaikan keberadaan puri-puri sampai saat ini tetap eksis sehingga pola keterikatan antara masyarakat dengan puri tidak dapat dipisahkan. Walau pola pemerintahan sudah berubah sejak lama peran serta puri dalam menentukan jalannya pemerintah tetap dibutuhkan, tulis Wabub Sudikerta.

Setelah acara pokok selesai dilanjutkan dengan pemukulan Gong  menandai dibukanya Festival Kedaton Tabanan ke-2 tahun 2017 dilanjutkan dengan Karnaval dengan berbagai prosesi dan atraksi tradisional antara lain iring-iringan keagamaan Ida Penembahan Sakti Jero Gede Tanah Pegat, Baris Dapdap, Parade Pusaka Puri dan Jero, Baleganjur, Parade Pakaian Adat Bali, Parade pemimpin lintas agama, kesenian Adrah, dilanjutkan dengan atraksi Barong Sai, Wushu, Prisai Diri, Okokan dari Sanggar Brahma Diva Kencana Kediri, Upacara Bhuta Yadnya (Jero Taman) dan Dewa Yadnya (Jero Kamasan)  dan Parade Subak yang dibawakan oleh tujuh tempek subak antara lain Subak Cepik, Subak Tajen, Subak Uma Manis, Subak Abian Suan, Subak Aya dan Subak Kebon.

Seluruh atraksi dalam karnaval dibarengi dengan penjelasan berupa narasi singkat sehingga pesan dan hakekat masing-masing atraksi dan pementasan mampu membangkitkan pengetahuan dan spirit kearifan tatanan sosial, budaya dan agama masyarakat Tabanan.  Hujan yang turun ditengah acara karnaval berlangsung sperti sebuah “ciri” bahwa rasa persatuan dan solidaritas antar sesama merupakan kekuatan dalam pelesatarian adat dan budaya. Penonton pun tak beranjak sebelum acara karnaval berakhir hingga Pk. 16.30 wita (*/mp)

Berita Terkait

Back to top button
error: Konten ini terlindungi.