fbpx
CeremonialFeaturedGianyar

Wagub Cok Ace Ngayah Nyolahan Topeng Sidakarya di Pura Desa Lan Puseh Desa Pakraman Bentuyung Sakti

GIANYAR, MEDIAPELANGI.com – Di sela-sela kesibukannya, Wakil Gubernur Bali Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati (Cok Ace) berkesempatan Ngayah Nyolahang Topeng Sidakarya pada upacara Karya Agung Mamungkah Mupuk Pedagingan, Taur Pedanan, Ngenteg Linggih, Ngusaba Desa Lan Ngusaba Nini Pangodalan Ring Pusa Desa Lan Puseh Desa Pakraman Bentuyung, Ubud, Gianyar, Rabu, (18/9/2019).

Kesenian terutama tari-tarian sakral sudah menjadi bagian dari orang nomor dua di Bali ini. Selain menekuni tarian topeng wali, Cok Ace kerap ngayah tari Calonarang di beberapa pura di seluruh Bali, terutama berperan sebagai Durga.

Dalam kesempatan itu, Cok Ace sangat khusuk menjalani setiap proses tarian topeng Sida Karya. Menurutnya ini merupakan bentuk apresiasi terhadap kesenian dan warisan leluhur. “Selain sebagai bentuk upaya kita dalam melestarikannya,”imbuhnya.

Baca Juga:  Pj. Gubernur Bali Kukuhkan Kepala Perwakilan BPKP Provinsi Bali

Ke depan Ia mengakui akan tetap berusaha ngayah di berbagai Pura di Bali. “Jika ada kesempatan tentu saja akan terus melaksanakan swadharmaning Ngayah ini. Karena sebagai bentuk bhakti terhadap Ida Sang Hyang Widhi Wasa serta upaya melestarikan warisan leluhur,” tandasnya.

Tari Topeng Sidakarya merupakan salah satu Tari Bali yang ditarikan untuk pelengkap  ritual keagamaan sehingga tari disebut sebagai tari wali. Tari tersebut biasanya menjadi lambang bahwa pekerjaan atau karya suatu upacara agama yang digelar sudah berjalan dengan baik.

Terkait dengan upacara di Pura Desa lan Puseh Bentuyung, Cok Ace sangat mengapresiasi semangat warga, mengingat pembangunan Pura ini sudah berjalan sejak 4 tahun. “Untuk itu saya sangat berharap agar masyarakat Bentuyung mendapatkan kerahayuan dan kesejahtetaan oleh Sang Hyang Widhi Wasa,” ujarnya.

Selain itu secara sekala, Cok Ace berharap melalui upacara ini terjadi interaksi yang lebih erat antar warga beserta prajuru sehingga terjalin persatuan yang lebih erat lagi di masyarakat. “Selain itu, konsep Tri Hita Karana juga kita tekankan di masyarakat, selain menjaga hubungqn dengan Tuhan dan manusia bagaimana konsep kita menjaga alam sehingga lestari,” tandasnya.(*amb)

 

Berita Terkait

Back to top button
error: Konten ini terlindungi.