fbpx
BangliSport

Warga Miskin Tidur Di Rumah Yang Nyaris Roboh

Bangli,Mediapelangi.com– Warga Dusun Pulasari Kangin, Desa Peninjoan, Tembuku, Bangli, I Komang Jawi (40) dan keluarganya kiranya susah untuk bisa tidur nyenyak. Betapa tidak demikian. Jawi dan istrinya Ni Ketut Kartini (39) dan empat anaknya harus tidur di pondok reot, beratap terpal, berdinding gedek yang sudah rusak, ditempeli dengan lembaran kampil, dan berlantai tanah. Bahkan bangunan itu terancam roboh, karena tak kuat lagi pasca dihantam pohon tumbang belum lama ini. Dia tak mampu untuk memperbaiki rumah tersebut, karena keadaannya yang sangat miskin.Satu bangunan berukuran 2,5 x 3 meter.

Kepada Mediapelangi di rumahnya, Senin (28/08/2017) dia menuturkan kalau kehidupan keluarganya hanya mengandalkan dari hasil dirinya sebagai buruh serabutan bersama istrinya dengan pendapatan masing-masing sekitar Rp.50 ribu, itupun tidak tetap. Meski masuk daftar KK miskin, Jawi mengaku tidak mendapat jatah rastra, serta kartu kesehatan JKN dan lain-lain. Jawi punya anak empat, anak keduanya Ni Komang Nopiantini hanya bisa mengenyam bangku SD.Dia mengaku tak mampu melanjutkan sekolah anak keduanya. “Niki anak tyang sudah tamat SD tidak melanjutkan karena tak ada biaya”, ujar Jawi diamini istrinya. Sedangkan anak pertamanya sudah menikah, lalu anak ketiga Ni Ketut Yuliantari baru kelas I SD. Dan satu lagi I Wayan Mariasa baru berusia 2 tahun. Jawi mengaku kini terlilit hutang untuk urusan kebutuhan hidupnya. Dia mengaku tak mampu untuk perbaiki rumahnya meski sudah hampir tumbang.Dituturkan kalau pondok tua itu kena tumbangan pohon albezia saat musim hujan.Dia terpaksa ganti atap dengan terpal seadanya. Karena kena tumbangan pohon, bangunan jadi tak kuat.”Bangunan ini lagi tiga bulan saja sudah roboh”, ujar Bendesa Desa Pakraman Pulasari, I Made Kartana diamini Kadus Pulasari Kangin, I Ketut Wika yang ikut ke lokasi saat mendengar ada kedatangan awak media.

Jawi mengaku sebelumnya dia meburuh sebagai petani penggarap di kebun kopi, di Desa Banyuatis, Seririt, Buleleng. Namun tak bisa bertahan hidup di sana, akhirnya kembali pulang, sekitar 2 tahun lalu. Rumah yang ditempati sekaligus berupa dapur itu merupakan warisan orang tua Komang Jawi. Dia mengaku diberi bagian tanah (sekitar 10 are) langsung bangunan tua itu dari ayahnya. Dituturkan ayahnya bersaudara banyak, sedangkan Jawi bersaudara 3 orang, kedua kakak perempuannya Komang Jawi sudah menikah.”Tyang dulu memburuh di Buleleng, tapi dua tahun lalu tyang pulang”, ujarnya.

Baca Juga:  Pemprov Bali Hadir, Bantu Tiga Krama Bangli Miliki Rumah Layak Huni

Kepala Dusun (Kadus) Pulasari Kangin, Ketut Wika mengatakan Jawi memang masukdaftar KK miskin baru, pasca dia pindah (balik) dari Buleleng ke rumahnya. Karena itu diapun belum bisa mendapatkan beras miskin (raskin). “Dia belum mendapat raskin, sudah saya laporkan, tapi beras juga belum turun untuk mereka”, ujarnya. Wika mengatakan untuk tahun 2018 dia akan beri perioritas utama untuk diusulkan mendapatkan bantuan bedah rumah, baik ke desa mauupun laporan ke kabupaten.”Dia memang kami akan beri perioritas untuk kami usulkan bantuan bedah rumah”, ujarnya saat itu didampingi Bendesa Pakraman Pulasari, I Made Kartana serta menegaskan kalau tanah di atas bangunan memang menjadi hak bagi Komang Jawi. (*mp)


Berita Terkait

Back to top button
error: Konten ini terlindungi.